BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Undang-undang
tentang sistem Pendidikan Nasional yang baru ini sarat dengan tuntutan yang
cukup mendasar karena “harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional
dan global”.
Salah
satu upaya yang segera dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah
“pembaruan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan”.Dan
diberlakukanlah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang merupakan
langkah konkret dalam rangka memenuhi tuntutan pembaruan pendidikan nasional.
Tetapi,
dalam pembaruan tersebut sebagian besar guru masih belum paham benar dengan
KTSP. Sementara itu, sebagaimana dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi),
kadar wawasan dan pemahaman guru dan sekolah terhadap KTSP masih sangat
beragam, yang tentu akan berdampak pada keragaman penerapannya di lapangan,
terutama dalam KBM-nya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Mengapa
pembelajaran berbasis kompetensi?
2. Apa
perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) itu?
3. Apa
saja komponen yang ada dalam KTSP?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pembelajaran berbasis kompetensi
2. Untuk
mengetahui perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
3. Untuk
mengetahui komponen yang ada dalam KTSP
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PEMBELAJARAN
BERBASIS KOMPETENSI
Tentang kompetensi ini ada beberapa
rumusan atau pengertian yang perlu dicermati:
1. Kompetensi
(competence), menurut Hall dan Jones (1976), adalah pernyataan yang
menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan
perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
2. Richards
(2001) menyebutkan bahwa istilah kompetensi mengacu kepada perilaku yang
diamati, yang diperlakukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan
berhasil. Jika dilihat dari sudut pandang ini, maka hasil pembelajaran
seharusnya juga dirumuskan sesuai dengan harapan pihak-pihak yang akan
menggunakan lulusan sekolah sehingga rumusannya berhubungan dengan tugas dan
pekerjaan yang kelak akan dilakukan oleh siswa.
3. Sementara
itu, Puskur, Balitbang, Depdiknas (2002) memberikan rumusan bahwa kompetensi
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Namun yang jelas, berbagai rumusan
tentang kompetensi tersebut pada dasarnya adalah daya cakap, daya rasa, dan
daya tindak seseorang yang siap diaktualisasikan ketika menghadapi tantangan kehidupannya,
baik pada masa kini maupun masa akan datang.
Bloom, dkk. (1956) menganalisis
kompetensi ini menjadi tiga aspek, yang masing-masingnya mempunyai tingkatan
berbeda, yaitu:
1. Kompetensi
Kognitif
2. Kompetensi
Afektif
3. Kompetensi
Psikomotorik
Pembelajaran berbasis kompetensi
menekankan pembelajaran ke arah penciptaan dan peningkatan serangkaian
kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan aneka
kehidupannya. Ini berarti, apabila selama ini orientasi pembelajaran lebih
ditekankan pada aspek “pengetahuan” dan target “materi” yang cenderung
verbalitas dan kurang memiliki daya terap, saat ini lebih ditekankan pada aspek
“kompetensi” dan target “keterampilan”. Melalui pembelajaran berbasis
kompetensi ini, diharapkan mutu lulusan lebih bermakna dalam kehidupannya.
B.
PERBEDAAN
KBK DAN KTSP
1. Pengertian
KBK dan KTSP
Puskur (2002) menyatakan bahwa KBK
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Batasan tersebut
menyiratkan bahwa KBK dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh
kompetensi dan kecerdasan yang mampu dalam membangun identitas budaya dan
bangsanya.. Dalam arti, melalui penerapan KBK tamatan diharapkan memiliki
kompetensi atau kemampuan akademik yang baik, keterampilan untuk menunjang
hidup yang memadai, pengembangan moral yang terpuji, pembentukan karakter yang
kuat, kebiasaan hidup yang sehat, semangat bekerja sama yang kompak, dan
apresiasi estetika yang tinggi terhadap dunia sekitar. Berbagai kompetensi
tersebut harus berkembang secara harmonis dan berimbang (Puskur, Balitbang
Depdiknas, 2001a).
Sementara itu, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. Terkait dengan penyusunan KTSP ini, BSNP telah membuat
Panduan Penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat
satuan pendidikan yang bersangkutan. Departemen Pendidikan Nasional
mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan
KTSP.
Berdasarkan pengertian tersebut,
perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama
seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil
belajar peserta didik. Perbedaannya menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK
disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur); KTSP
disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah
yang bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional
Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan independen yang disebut Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2. Prinsip-Prinsip
KBK dan KTSP
Menyadari bahwa pengembangan kurikulum
merupakan proses yang dinamis, maka penyusunan dan pelaksanaan KBK didasarkan
pada sembilan prinsip, yaitu:
a. Keimanaan,
nilai, dan budi pekerti luhur
b. Penguatan
integritas nasional
c. Keseimbangan
antara etika, logika, estetika, dan kinestika
d. Kesamaan
memperoleh kesempatan
e. Abad
pengetahuan dan teknologi informasi
f. Pengembangan
kecakapan hidup (life skill)
g. Belajar
sepanjang hayat
h. Berpusat
pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
i. Pendekatan
menyeluruh dan kemitraan
Prinsip-prinsip tersebut dikembangkan
dan diterapkan dalam rangka melayani dan membantu siswa mengembangkan dirinya
secara optimal, baik dalam kaitannya dengan tuntutan stuydi lanjut, memasuki
dunia kerja, maupun belajar sepanjang hayat secara mandiri dalam masyarakat.
Hampir sama dengan KBK, KTSP
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
a. Berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
b. Beragam
dan terpadu
c. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d. Relevan
dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh
dan berkesinambungan
f. Belajar
sepanjang hayat
g. Seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Selain itu, KTSP disusun dengan
memperhatikan acuan operasional sebagai berikut:
a. Peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia
b. Peningkatan
potensi, kecerdasaan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
c. Keragaman
potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d. Tuntutan
pembangunan daerah dan nasional
e. Tuntutan
dunia kerja
f. Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
g. Agama
h. Dinamika
perkembangan global
i. Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j. Kondisi
sosial budaya masyarakat setempat
k. Kesetaraan
gender
l. Karakteristik
satuan pendidikan
3. Karakteristik
Utama KBK dan KTSP
KBK
dan KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berbasis
kompetensi dasar (curriculum based competencies), bukan materi pelajaran
b. Bertumpu
pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa
(developmentally-appropriate practice), bukan penerusan materi pelajaran
c. Berpendekatan
atau berpusat pembelajaran (learner centered curriculum), bukan pengajaran
d. Berpendekatan
terpadu atau integratif (integrative curriculum atau learning across
curriculum), bukan diskrit
e. Bersifat
diversifikatif, pluralitas, multikultural
f. Bermuatan
empat pilar pendidikan kesejagatan, yaitu belajar memahami, belajar berkarya,
belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup bersama
g. Berwawasan
dan bermuatan manajemen berbasis sekolah
C.
KOMPONEN
KTSP
Sebagaimana Panduan penyusunan KTSP yang
disusun oleh BSNP, KTSP ada empat komponen, yaitu:
1. Tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut:
a.
Tujuan pendidikan dasar
b.
Tujuan pendidikan menengah
c.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan
2. Struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Struktur kurikulum tingkat satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam standar
isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
·
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia
·
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian
·
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi
·
Kelompok mata pelajaran estetika
·
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan
Muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping
itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
3. Kalender
pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun
kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karekteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyrakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana tercantum dalam standar isi.
4. Silabus
dan rencana pelaksanaan pengajaran
Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah
guru bisa mengembangkannya menjadi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya.
Secara dokumentatif, komponen KTSP
tersebut dikemas dalam dua komponen berikut:
a. Dokumen
I memuat acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP,
serta kalender pendidikan
b. Dokumen
II memuat silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (muatan lokal, mata
pelajaran tambahan)
Secara garis besar, struktur kedua
dokumen KTSP tersebut terlihat sebagai berikut:
a. Struktur
KTSP Dokumen I
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang (dasar pemikiran
penyusunan KTSP)
B.
Tujuan Pengembangan KTSP
C.
Prinsip Pengembangaan KTSP
Catatan:
Prinsip pengembangan KTSP sesuai dengan
karakteristik sekolah yang bersangkutan.
BAB II TUJUAN
PENDIDIKAN
A.
Tujuan Pendidikan (Disesuaikan dengan
jenjang satuan pendidikan)
B.
Visi Sekolah
C.
Misi Sekolah
D.
Tujuan Sekolah
Catatan:
Penyusunan visi, misi, tujuan satuan
pendidikan bisa dilakukan dengan tiga tahap:
Tahap
1: Hasil Belajar Siswa
Tahap
2: Suasana Pembelajaran
Tahap
3: Suasana Sekolah
BAB III STRUKTUR DAN
MUATAN KURIKULUM
Meliputi
Sub-Komponen:
A. Mata
Pelajaran
B. Muatan
Lokal
C. Kegiatan
Pengembangan Diri
D. Pengaturan
Beban Belajar
E. Ketuntasan
Belajar
F. Kenaikan
Kelas dan Kelulusan
G. Penjurusan
H. Pendidikan
Kecakapan Hidup
I. Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
BAB IV KALENDER
PENDIDIKAN
Berisi tentang kalender pendidikan yang
digunakan oleh sekolah, yang disusun sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam standar isi.
b. Struktur
KTSP Dokumen 2
A. Silabus
dari SK/KD yang di Kembangkan Pusat
B. Silabus
dari SK/KD yang di Kembangkan Sekolah (Mulok, Mapel Tambahan)
SD/MI
A. Silabus
Pembelajaran Tematik (Kelas I, II dan III)
B. Silabus
Mata Pelajaran (Kelas IV, V, dan VI)
C. Silabus
Muatan Lokal dan Mapel Lain (Jika Ada)
D. Silabus
Keagamaan (Khusus MI)
SMP/MTs
A. Silabus
Mata Pelajaran (Kelas VII, VIII dan IX)
B. Silabus
Muatan Lokal dan Mapel Lain (Jika Ada)
C. Silabus
Mapel IPA dan IPS Terpadu (Kelas VII, VIII, dan IX)
D. Silabus
Keagamaan (Khusus MTs)
SMA/MA
A. Silabus
Mata Pelajaran Wajib
a. Kelas
X – 16 Mapel
b. Kelas
XI, XII – IPA – 13 Mapel
c. Kelas
XI, XII – IPS – 13 Mapel
d. Kelas
XI, XII – Bahasa – 13 Mapel
B. Silabus
Mulok
C. Silabus
Keagamaan (Khusus MA)
SMK
A. Silabus
Mata Pelajaran Wajib
B. Silabus
Mulok
PLB/PENDIDIKAN KHUSUS
A. Silabus
Pembelajaran Tematik (Kelas I, II dan III: SDLB – A, B, D, E, Semua Kelas SDLB,
SMPLB dan SMALB: C, C1, D1, dan G)
B. Silabus
Mata pelajaran (Kelas IV, V dan VI: SDLB – A, B, D, E dan SMPLB dan SMALB: A,
B, D, E)
C. Silabus
Muatan Lokal dan Mapel Lain (Jika Ada)
D. Silabus
Program Khusus (Untuk SDLB dan SMPLB)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran
berbasis kompetensi menekankan pembelajaran ke arah penciptaan dan peningkatan
serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan
aneka kehidupannya. Ini berarti, apabila selama ini orientasi pembelajaran
lebih ditekankan pada aspek “pengetahuan” dan target “materi” yang cenderung
verbalitas dan kurang memiliki daya terap, saat ini lebih ditekankan pada aspek
“kompetensi” dan target “keterampilan”. Melalui pembelajaran berbasis
kompetensi ini, diharapkan mutu lulusan lebih bermakna dalam kehidupannya.
Perbedaan
esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana
pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik.
Perbedaannya menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah
pusat, dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur); KTSP disusun oleh tingkat satuan
pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun
masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional Panduan Penyusunan KTSP yang
disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Sebagaimana
Panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP, KTSP ada empat komponen, yaitu:
Tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, Struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, Kalender
pendidikan, Silabus dan rencana
pelaksanaan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Musnur. 2008. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Muslich, Musnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar