BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Membahas masalah aliran-aliran
pemikiran dalam Islam, maka tidak lain adalah membahas masalah ajaran-ajaran
Islam itu sendiri.
Dikalangan para ahli masih terdapat
perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat dimasukkan
ke dalam bidang Ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu
pengetahuan dan agama berbeda.
Namun, sesuai dengan perkembangan
zaman, perdebtan-perdebatan di kalangan para ahli tentang apakah sebenarnya
studi Islam menghasilkan titik temu. Untuk itulah, kita harus mengetahui aliran
atau ajaran Islam yang dalam masa ini lebih dikenal dengan studi Islam.
Studi-studi dalam Islam memiliki banyak sekali aliran. Yang akan dibahas yaitu
Ilmu Kalam, Ilmu Fiqih (hukum), Ilmu filsafat dan Ilmu Metafisika.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
itu aliran kalam?
2. Apa
saja aliran-aliran fiqih?
3. Apa
saja aliran-aliran dalam ilmu metafisika?
4. Apa
saja aliran-aliran dalam ilmu filsafat?
1.3
Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui aliran-aliran yang ada dari dalam ilmu kalam.
2. Untuk
mengetahui aliran-aliran yang ada di dalam ilmu fiqih.
3. Untuk
mengetahui aliran-aliran dalam ilmu metafisika.
4.
Untuk mengetahui aliran-aliran dalam
ilmu filsafat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak
berlaku pembahasan di dalam perkara-perkara aqidah termasuk perkara-perkara
yang tidak wujud pada zaman Nabi SAW. Atau zaman para sahabatnya. Berlaku
pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu yang
baru yang diberi nama ilmu kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas
sebab-sebab dalaman dan luaran.
Aliran-aliran dalam ilmu kalam yaitu:
1)
Aliran Khawarij
Khawarij
termasuk aliran yang pertama kali muncul dalam teologi Islam. Sebutan khawarij
berasal dari kharaja yang berarti keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan
Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi
Thalib r.a.
Adapun
sifat-sifat Khawarij, diantaranya sebagai berikut:
a. Mencela
dan menyesatkan
b. Buruk
sangka
c. Berlebih-lebihan
dalam Ibadah
d. Keras
terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya.
e.
Sedikit pengalamannya.
Adapun dalam
masalah iman dan kufur, pendapat khawarij, setelah terpecah-pecah, memiliki
pendapat yang beragam. Dalam tulisan ini hanya dikemukakan pendapat dari
sebagian sektenya saja, yakni Al-Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-Najdat dan
Al-Ajaridah.
2)
Aliran Murji’ah
Murji’ah berasal
dari kata arjaa, yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan juga memberi
pengharapan.Dalam ajaran utama aliran Murji’ah, orang Islam yang melakukan dosa
besar tidak boleh dihukumi (ditentukan) kedudukannya dengan hokum dunia; mereka
tidak boleh akan ditentukan di neraka atau di surga; kedudukan mereka
ditentukan dengan hokum akhirat. Sebab bagi mereka, perbuatan maksiat tidak
merusak iman sebagaimana perbuatan taat tidak bermanfaat bagi yang kufur.
3)
Aliran Qadariah
Qadariah berasal
dari kata qadara adalah nama yang digunakan untuk sebuah aliran yang memberikan
penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan
perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariah, manusia dipandang mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan kehendak dan kemauannya sendiri. Mereka menolak
adanya qadha dan qadar.
Paham qadariah
telah meletakkan manusia pada posisi merdeka dalam menentukkan tingkah laku
daan kehendaknya (free act and free will). Jika manusia berbuat baik, hal itu
atas kehendak dan kemauannya sendiri serta berdasarkan kemerdekaan dan
kebebasan memilih yang ia miliki. Oleh karena itu, jika seseorang diberi pahala
yang baik berupa surga di akhirat atau diberi siksa di neraka, semua itu atas
pilihannya sendiri.
4) Aliran
Jabariah
Nama Jabariah
berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Paham ini memposisikan manusia
tidak memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi terikat kepada kehendak
mutlak Tuhan.
Manusia, menurut
paham ini, betul melakukan perbuatan tetapi perbuatannya itu daalam keadaan
terpaksa.Pendapat jabariah pun memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Mereka
selanjutnya mengembangkan pahamnya sejalan dengan perkembangan masyarakat pada
masa itu.
5) Aliran
Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah merupakan salah satu aliran
teologi dalam Islam yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam.
Ajaran pokok aliran mu’tazilah adalah panca ajaran atau pancasila mu’tazilah,
lima ajaran tersebut adalah:
a. Keesaan
Tuhan (al-Tauhid)
b. Keadilan
Tuhan (al-adl’)
c. Janji
dan ancaman (al-wa’d wa al-waid)
d. Posisi
diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatain)
e. Amar
ma’ruf nahi munkar (al amr b al ma’ruf wa al-nahy ‘an l-munkar)
6)
Aliran Asy’ariah
Aliran ini
sering disebut sebagai aliran tradisional. Ajaran asy’ariah ini muncul sebagai
alternative yang menggantikan kedudukan ajaran mu’tazilah yang sudah hilang
pamornya passca penghapusannya.
Sebagai sebuah
aliran teologi, asy’ariah mempunyai ajaran-ajaran yang banyak diikuti
masyarakat, khususnya yang cenderung mengikutinya. Ajaran-ajaran tersebut dapat
diketahui dari buku-buku yang ditulis Al-Asy’ari sendiri dan para muridnya.
7) Aliran
Maturidiah
Aliran Maturidiah muncul sebagai reaksi keras
terhadap aliran mu’tazilah. Aliran maturidiah terdapat dua golobngan, yaitu
maturidiah Samarkand yang terdiri dari pengikut Imam al-Maturidi, dan
Maturidiah Bukhara yang terdiri dari pengikut imam al-Badzawi yang tampaknya
lebih dekat kepada ajaran al-asy’ari.
2.2
Aliran-aliran Fiqih
Islam dimulai dari Madinah yang
merupakan sebuah Negara yang tentunya harus mempunyai lembaga hukum.
Kemajemukan masyarakat madinah mengakibatkan munculnya persoalan-persoalan
ekonomi dan kemasyarakatan. Pada masa Nabi, segala persooalan yang muncul
dikembalikan kepada Nabi untuk menyelesaikannya. Kemudian, pada masa sahabat,
daerah yang dikuasai Islam bertambah luas.
Dengan demikian,
persoalan-persoalan yang timbul di daerah baru itu lebih kompleks
penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat semenanjung
Arabia.Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan baru tersebut,
para sahabat kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Tapi, untuk menyelesaikan persoalan
yang tidak dijumpai dalam kedua sumber tersebut, maka para sahabat mengadakan
ijtihad dalam memutuskan persoalan-persoalan tersebut.
Secara historis, hukum Islam telah
menjadi dua aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW. Dua aliran tersebut
adalah Madrasat al-Madinah dan Madrasat al-Baghdad.
1)
Madrasat al-Madinah/Madrasat
al-Hadits
Aliran Madinah
terbentuk karena sebagian besar sahabat tinggal di Madinah. Sejak masa yang
dini, di Madinah telah muncul para zahid. Mereka kuat berpegang teguh kepada
al-Qur’an dan al-Sunnah. Dan mereka menetapkan Rasulullah sebagai panutan
kezuhudannnya.
Aliran madinah
ini lebih cenderung pada pemikiran angkatan pertama kaum muslimin (salaf), dan
berpegang teguh pada zuhud serta kerendahhatian Nabi.
Selain itu,
aliran ini tidak begitu terpengaruh perubahan-perubahan social yang berlangsung
pada masa dinasti Umayyah, dan prinsip-prinsipnya tidak berubah walaupun
mendapat tekanan dari Bani Umayyah. Dengan begitu, zuhud aliran ini tetap
bercorak murni Islam dan konsisten pada ajaran-ajaran Islam.
2)
Madrasat al-Baghdad
Atas jasa
sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Baghdad. Diantara pendapatnya adalah
bahwa benda wakaf boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan.
2.3
Aliran-aliran dalam Ilmu Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat
yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia.
Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Cabang utama metafisika
adalah ontology. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran
manusia mengenai dunia.
Penggunaan istilah metafisika telah
berkembang untuk merujuk pada hal-hal yang di luar dunia fisik.
Adapun aliran-aliran metafisika adalah sebagai
berikut:
1) Super
naturalism (Hal-hal ghaib)
2) Naturalisme
(alami)
3) Monisme
(esa/satu)
4) Dualisme
(dua)
5) Pluralisme
(banyak)
6) Spiritualisme
7) Materialisme
8)
Indeterminisme
2.4
Aliran-aliran dalam Ilmu Filsafat
Filsafat diakui sebagai induk ilmu
pengetahan( the mother of science )yang mampu menjawab segala pertanyaan
tentang berbagai masalah yang berhubungan tentang alam semaesta, manusia dengan
segala problematikanya dalam kehidupan. Kemudian karena semakin berkembangnya
pemikiran manusia, banyak problema yang tidak bias dijawab oleh filsafat, maka lahirlah ilmu pengetahuan dalam bentuk
disiplin ilmu dengan keterkhususannya masing-masing sehingga sanggup menjawab
atas problematika perkembangan metodologi yang semakin pesat.
Filsafat adalah usaha orang untul
memahami dunia dan hidup ini, sedangkan filsafat pendidikan adalah ilmu yang
pada hakekatnya jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam laporan pendidikan.
Untuk mengenal perkembangan
pemikiran dunia filsafat pendidikan dibawah ini akan diuraikan garis-garis
besar aliran-aliran filsafat dalam pendidikan.
1)
Aliran Progressivisme
Aliran progressivisme, progress(maju) adalah sebuah
paham filsafat yang lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruh itu
terasa diseluruh dunia, terlebih-lebih di amerika serikat asaha pembaharuan di
dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdodong oleh aliran progressivisme
ini.
Pada dasarnya
aliran ini mendorong bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk menjadikan
(progress) sebagai generasi yang menjaewab tentang zaman peradaban baru.
Melalui pandangan “the liberal road culture”maksudnya ialah pandangan hidup
yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan
open-minded.progressivime
Sifat-sifat aliran progressivisme:
1. Sifat
negative: menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang terdapat
dalam agama, politik, etika dan epistemology.
2.
Sifat positive: Menaruh kepercayaan
terhadap kekuatan alamiah dan manusia yang diwarisi sejak lahir.
Menurut John
Dewey dalam bukunya “Democracy and Education” Isi pendidikannya lebih
mengutamakan bidang-bidang seperti pengetahuan alam, sejarah, ketrampilan,
serta hal-hal yang berguna serta langsung dirasakan oleh masyarakat. Metode
scientific lebih diutamakan dan dipentingkan, dan bukan metode memorisasi.
Praktek kerja di laboratorium, bengkel, kebun (lapangan) merupakan kegiatan
yang dianjurkan menurut aliran progressivisme dalam rangka terlaksananya “Learning
by Doing”
2)
Aliran Essensialisme
Esssensialisme-essensi
(pokok) merupakan aliran yang memandang terhadap pendidikan harus didasarkan
pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia.
Essensialisme
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas.
Essensialisme
didasari atas pandangan humanism yang merupakan reaksi terhadap hidup yang
mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.
Adapun beberapa
tokoh utama yang berperan dalam penyebaran essensialisme, yaitu:
1. Desiderius
Erasmus (akhir abad 15)
2. Johan
Amos Comenius (1592-1670)
3. John
Locke (1632-1704)
4. Johan
Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
5. Johan
Friedrich Frobel (1782-1852)
6. Johan
Friedrich Herbert (1776 -1841)
7.
William T. Harris (1835-1909)
Tujuan umum
aliran progressivisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia dan akhirat. Isi
pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia.
3) Aliran
Perennialisme
Perennialisme
diambil dari kata perennial, yang artinya kekal/abadi. Aliran Perennialisme
mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma
yang bersifat kekal abadi. Dengan melihat kehidupan zaman modern telah
menimbulkan banyaj krisis, di bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi
krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa “regressive road to
culture”.
Oleh sebab itu
perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan
keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap
cukup ideal.
Menurut Plato,
manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu, kemauan dan
pikiran. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih
mendekatkan kepada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah
“kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi
dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
Tujuan
pendidikan yang dikehendaki Thomas Aquinas adalah sebagai usaha untuk
mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas aktif dan
nyata.
4)
Aliran Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme
dalam Bahasa Inggris “Rekonnstruct”, yang berarti menyusun kembali. Aliran ini
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata
susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Aliran
rekonstruksionalisme menempuh dengan jalan berupaya membina suatu konsensus
yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat
manusia. Pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan
membina kembali manusia melalui
pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi
sekarang dan yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan
umat manusia.
5)
Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme
pada hakekatnya adalah merupakan aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan
keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan
dihadapinya. Secara singkat Kierkegoard memberikan pengertian eksistensialisme
adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis/ tidak
ilmiah.
Sikap dikalangan
kaum eksistensialisme/penganut aliran ini seringkali Nampak aneh/ lepas dari
nama-nama umum.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Materi pemikiran
islam sempat menjadi perdebatan. Sehingga terdapat berbagai Aliran dalam bidang
pemikiran islam diantaranya yaitu aliran dalam ilmu kalam yang muncul dari
pertama pentetan ilmu ilmu keislaman lainnya. Ilmu kajlam menitikberatakan
pembahasannya kepada aspek-aspek dengan Tuhan dengan segala aspeknya.
Selanjutnya,
aliran fiqih yang membahas tentang aliran hokum islam untuk mengatur hidup
kemasyarakatan warganya.
Aliran
metafisika yang membahas pemikiran-pemikiran manusia mengnai dunia, termasuk
keberadaan-keberadaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat dan
kemungkinan.
Aliran filsafat yang membahas
pemikiran akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan
sedalam-dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Supiana,Drs.M.Ag
dan Karman, M.M.Ag.
Materi
Pendidikan Agama Islam. Rosdakarya, Bandung.
2001.
ABD.
Hakim, Atang Drs, MA dan Mubarok, jaih, DR,
Metodologi Studi Islam,
PT.Remaja Rosdakarya, Bandung. 2007.
Arifin
Muzayyin, Prof. H, M.Ed,
Filsafat Pendidikan Islam,
PT. Bumi Aksara, Jakarta. 2008.
Purple
brainwash. Blog spot. Com/2010
Members.
tripod. Com/../Kalam. htlm.
Kalam
stai. Blog spot. Com/2009/03.alir…
Nurul
watoni_tripod.com/ Sejarah_PEMI
Blog.
Uad. Ac. Id/../aliran-fiqih
Mendens
13. Wordperss.com /2010/03/10/4